TEX SAVERIO, DESAINER MUDA INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL
TEX SAVERIO: DESAINER MUDA INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL
Satu bukti lagi bahwa Indonesia memiliki anak-anak bangsa yang berbakat dan patut dibanggakan. Tex Saverio, atau yang lebih akrab dipanggil Rio, merupakan seorang fashion designer dalam negeri yang belakangan ini menghebohkan dunia fashion Indonesia maupun Internasional. Pemuda kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1984 tersebut memang sudah memiliki hobi menggambar dan mendesain sejak ia masih kecil. Dirinya semula bersekolah di sekolah umum. Salah satu guru SMA-nya yang melihatnya sedang menggambar di saat pelajaran tengah berlangsung menegurnya dengan mengatakan apabila Rio seharusnya memilih untuk bersekolah khusus desain daripada sekolah umum. Dan hal itu-lah yang dilakukan Rio kemudian. Ia berhenti dari sekolahnya dan melanjutkan ke Bunka School of Fashion di Jakarta mulai dari tahun 2003 hingga 2004, lalu melanjutkan ke Phalie Studio sampai tahun 2005.
Rio mulai memulai perjalanannya di dunia fashion secara profesional di tahun 2005. Saat itu ia mengikuti lomba merancang pakaian dan masuk sebagai 10 finalis yang terpilih. Tidak lama dari situ, Rio langsung mengikutsertakan dirinya di kompetisi desain di Singapura dan keluar sebagai pemenang untuk kali pertamanya. Berikutnya lagi, masih di tahun yang sama, Rio memenangkan penghargaan mode pertamanya di umur 21 tahun dari acara Mercedes-Benz Asia Fashion Award.
Saat itu rancangan yang ia angkat bertema transgender, dan diberi nama ‘Dualism’—yang perwujudan modenya dapat mewakili sosok pria maupun wanita. Nama Tex Saverio pertama kali dikenal di kalangan fashion designer Indonesia ketika keikutsertaan dirinya dan ketiga rekannya di acara fashion show berjudul Rejuvenate Fashion Regeneration, pada tahun 2010 di Wisma Nusantara. Di acara itu Rio berkesempatan untuk menonjolkan ciri khasnya yang liar, klasik, sekaligus feminim. Koleksinya yang diberi nama ‘My Courtesan’ hadir untuk menutup acara dan mampu mencuri banyak perhatian pengunjung dengan mudah. Inilah pintu awal dimana Tex Saverio dipandang oleh banyak pengamat mode dan mulai mendapat tempat di hati masyarakat—buah manis dari kerja kerasnya yang telah berlangsung selama 4 tahun perjalanannya berkarir sebagai desaigner. Dari tidak terkenal, menjadi terkenal.
Itu hanya awal dari gemilangnya karir seorang Tex Saverio, karena pada masa-masa berikutnya rancangannya makin banyak dipesan dan keikutsertaannya dalam fashion show makin diperhatikan oleh mata dunia. Dan di tahun ini, sebuah karyanya yang bernama La Glacon, yang merupakan salah satu koleksi musim seminya di Jakarta Fashion Week, dipilih oleh Lady Gaga untuk dipakai di pemotretan Harper’s Bazaar America edisi bulan Mei. Di pemotretan tersebut Lady Gaga juga akan memakai rancangan Alexander McQueen, Thierry Mugler, Versace—dan ini membuat La Glacon dapat disejajarkan dengan rancangan-rancangan desainer senior lainnya. Bahkan Perez Hilton, seorang selebriti yang telah melihat hasil rancangan Rio mengatakan bahwa Rio memiliki bakat setara dengan McQueen—sang perancang mode ternama di Inggris—dan disebut sebagai McQueen Indonesia.
Kini di umurnya yang ke-26 tahun, Rio lebih banyak menghabiskan waktunya di Eropa, dan karyanya memang memiliki kesan Eropa klasik yang kental namun seksi. Meskipun begitu, Rio mengaku bahwa ia rindu akan Jakarta dan suatu hari ia berniat untuk menetap lagi di tanah kelahirannya. Sayangnya, meskipun karya Rio mendapat pesanan yang membludak dan sukses, tapi karyanya tidak lagi bisa dihadirkan di Indonesia secara bebas.
Ini karena konsep ‘wild’ yang menjadi ciri khas Rio dianggap sulit untuk dapat dikonsumsi oleh orang Indonesia ataupun dipakai dalam acara resmi. Namun itu bukan berarti nama Rio dipudarkan di dunia mode Indonesia, justru sebaliknya, banyak designer Indonesia yang bangga akan kiprah perancang muda tersebut karena dapat mengangkat nama bangsa di kancah Internasional. Rio pun mengatakan bahwa apapun yang terjadi, ia tetap akan berusaha untuk menjadi perancang terbaik baik di Indonesia maupun Internasional.
Sumber: Kompas, Tex Saverio’s Official Blog.
0 komentar:
Posting Komentar