PEROMPAK ANGKASA DAN HARTA KARUN KOSMIS
Perompak Angkasa dan Harta Karun Kosmis
Astronom bisa juga disebut perompak angkasa. Mereka menjelajahi dunia-dunia baru dan mencari informasi berharga. Foto baru ini menunjukkan harta rampasan yang paling diimpikan oleh seluruh perompak angkasa: peti harta karun berisi permata-permata kosmis!
Bagian alam semesta yang satu ini penuh dengan objek-objek astronomis berharga, termasuk gugus bintang, awan kosmis, dan tempat pembentukan bintang.
Permata-permata berkilauan tepat di tengah-tengah foto ini adalah 30 bintang biru yang bersinar menyilaukan. Masing-masing bintang itu bersinar 100.000 kali lebih terang daripada Matahari dan bermassa hingga 50 kali lebih besar dari Matahari.
Foto ini menunjukkan bagian dari asosiasi bintang Ara OB1, bagian dari langit malam yang penuh dengan objek-objek astronomis berharga, termasuk gugus bintang, awan kosmis, dan tempat kelahiran bintang. Kredit: ESO.
Dua bintang di tengah merupakan harta karun terbesar dan paling terang. Dua bintang raksasa itu saja sudah bisa menerangi awan-awan di sekelilingnya, termasuk Rim Nebula yang kita lihat berwarna oranye dan hitam di sebelah kanan.
Rim Nebula membentuk dinding awan gelap dan terang yang menandai batas tempat pembentukan bintang. Tempat pembentukan bintang adalah awan-awan yang sebagian besar terbuat dari hidrogen, yaitu bahan utama penyusun bintang. Di sinilah bintang-bintang baru dilahirkan.
Saat awan itu membentuk bintang baru, tempat pembentukan itu akan dimusnahkan. Cahaya bintang yang terang benderang bersama-sama dengan ledakan dahsyat supernova melontarkan sebagian besar materi di sana. Bahkan 90% materi-materi itu akan menjadi “sampah”.
Perilaku buruk bintang muda ini menyebabkan tempat pembentukan bintang hanya bertahan beberapa juta tahun saja. Itu tidak lama, lho. Coba bandingkan dengan bintang yang bisa hidup hingga milyaran tahun!
Fakta Menarik: Foto spektakuler ini dipotret selama 56 jam dan disusun dari mosaik 500 gambar yang berbeda.
Sumber: Dipublikasi kembali dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar